SSR Synersia Siap Bersinergi Bersama Dinas Kesehatan Kota Bekasi Melalui Penguatan Jejaring Eksternal dan Investigasi Kontak

Indonesia merupakan salah satu dari negara dengan beban Tuberkulosis (TBC) tertinggi di dunia setelah India dan China (WHO, 2021). Berdasarkan Data SITB 2021, Provinsi Jawa Barat berada di urutan pertama untuk kasus TBC terbanyak dengan jumlah perkiraan insiden TBC sebanyak 127.906 dan terdapat 64% missing cases yang belum ditemukan. Pasien TBC yang belum ditemukan inilah yang menjadi sumber penularan TBC di masyarakat sehingga hal ini menjadi tantangan besar bagi program penanggulangan TBC di Indonesia. Diperlukan keterlibatan dan peran serta komunitas, pemangku kepentingan, dan multisektor untuk menjangkau, menemukan, dan memutus rantai penularan kasus TBC sehingga dapat menyukseskan target eliminasi TBC sebelum tahun 2030.

Salah satu kegiatan yang penting untuk mengatasi permasalahan ini adalah melalui penguatan jejaring eksternal dan investigasi kontak. Sehubungan dengan hal tersebut maka Bidang P2PM Dinas Kesehatan Kota Bekasi melaksanakan Pertemuan FGD Jejaring Eksternal dan Investigasi Kontak di Tingkat Kota Bekasi pada 19-21 Juli dan 26-28 Juli di Aula Pertemuan Graha Hartika Wulansari. Pertemuan ini mengundang 48 PKM dan sejumlah Rumah Sakit yang ada di wilayah Kota Bekasi serta dua komunitas terkait yaitu SSR TB Yayasan Synersia dan Yayasan Sahabat Titik Putih.

Kegiatan dibuka oleh Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dr. Vevie Herawati, M.KM. Dalam sambutanya beliau menyampaikan bahwa penyakit Tuberkulosis ini menjadi program prioritas pemerintah yang harus dapat segera diatasi, keterlibatan stakeholder terkait sangatlah penting dalam penanganan TB menuju Eliminasi TB Tahun 2030. Kemudian dilanjutkan dengan paparan Analisa Situasi Program TBC di Kota Bekasi oleh Sub Koordinator P2PM, Dr. Siti Nurliah, M.KM dan paparan Agenda Kegiatan & Hasil Capaian SSR Kota Bekasi oleh staff program SSR Synersia. Selanjutnya dilakukan FGD yang menjadi inti pertemuan kali ini dengan dipandu oleh Wasor TB Kota Bekasi, Ibu Harimurti serta fasilitator FE PPM Dinas Kesehatan Kota Bekasi.

Beberapa hal yang dibahas dalam diskusi jejaring eksternal ini antara lain menentukan alur jejaring diagnosis (penemuan aktif & pasif), jejaring pengobatan (alur rujuk balik, pindah pengobatan, pelacakan pasien mangkir), jejaring evaluasi pengobatan dan pemantapan mutu eksternal serta jejaring logistik (OAT dan non-OAT) dan sistem pencatatan/pelaporan. Hasil FGD yang telah dilakukan nantinya akan di implementasikan secepatnya dalam sejumlah agenda kegiatan dan program TB yang ada di puskesmas maupun rumah sakit melalui RTL yang telah disusun bersama. Salah satunya adalah keterlibatan komunitas SSR Synersia dalam melakukan pelacakan pasien mangkir atau LTFU dan penjangkauan Investigasi Kontak dalam wilayah kerja kader kesehatan di masing-masing PKM.

“Kedepannya diharapkan tidak hanya puskesmas tetapi juga layanan primer lain seperti klinik swasta, Dokter Praktek Mandiri dan Rumah Sakit dapat menjaring kasus baru TB lebih banyak lagi dan memaksimalkan pengobatan sehingga bisa meningkatkan capaian hingga 100%.” Tutup Dr. Siti Nurliah, M.KM.