Fly For Humanity

Mengapa program dijalankan?

Secara geografis, Indonesia berada di antara pertemuan 3 lempeng besar bumi, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Pergerakan ketiga lempeng tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan risiko bencana alam yang tinggi. Contohnya gempa bumi.

Peta Seismisitas yang dikeluarkan BMKG di atas menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2021 saja, tercatat telah terjadi gempa tektonik sebanyak 646 kali. Belum lagi bencana alam lain seperti banjir, longsor, kebakaran hutan, letusan gunung api dan lainnya.

Akan tetapi, dalam menghadapi risiko yang begitu besar tersebut, manajemen penanggulangan bencana alam di Indonesia belum mengoptimalkan sains dan teknologi. Salah satunya adalah pengoptimalan data spasial. Padahal, dengan data spasial, kita dapat memahami kondisi suatu wilayah secara menyeluruh. Sehingga risiko dan ancaman bencana alam dapat dipetakan. Salah satu teknologi untuk mendapatkan data spasial tersebut adalah teknologi Pesawat Udara Tanpa Awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang lebih dikenal dengan istilah drone.

Oleh karena itu, Sky Volunteer (Synersia) dan Uinspire Indonesia bekerjasama dalam pengoptimalan UAV atau drone tersebut melalui sebuah program bertajuk “Fly for Humanity”. Dan sebagai komponen utama pada program ini, kami mengajukan kerjasama wakaf/infaq teknologi pesawat udara tanpa awak.

Apa tujuan programnya?

Solusi yang ditawarkan oleh Synersia Foundation adalah dengan membentuk Sky Volunteer, sebuah tim relawan khusus yang mengoptimalkan penggunaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau drone dalam proses penanganan bencana alam.

Tujuan program ini antara lain:

  1. mengurangi risiko bencana dengan penyediaan data spasial menggunakan UAV atau drone;
  2. mendukung proses respon bencana (tanggap darurat dan pemulihan) dengan penyediaan data spasial menggunakan UAV atau drone;
  3. melakukan advokasi kebijakan penanggulangan bencana alam dengan dukungan data spasial;
  4. mengumpulkan dan menyusun arsip kebencanaan dalam format audiovisual; dan
  5. memberikan pelatihan penggunaan UAV atau drone untuk kemanusiaan dan penanggulangan bencana alam.

 

Siapa yang menjalankan?

Advisor                             : 1. Dr. Nuraini Rahma Hanifa (Uinspire Indonesia, LIPI)                                               

                                           2. Widiyarti, S.T., M.T. (Yayasan Synersia)

                                           3. Raizal Fahmi, S.Hut., M.P. (Universitas Winaya Mukti)

Team Leader                    : Septian Firmansyah, S.T., M.T. (Sky Volunteer)

Data Acquisition               : Firman Budiman (Sky Volunteer)

Data Analysis                   : Nurul Rahatiningtyas, S.T., M.T. (Uinspire Indonesia, UI)

Data Dissemination          : Tasril Mulyadi (BNPB)

Kapan dan Di mana program dijalankan?

Sky Volunteer diinisiasi sejak tahun 2016 dengan membangun jaringan ke berbagai pihak terkait. Dan mulai melakukan kegiatan pada tahun 2017, tepatnya pada proses penanganan gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

 

Kegiatan Aerial Risk Assessment yang telah kami lakukan antara lain:

  1. Tsunami Aerial Risk Assessment di Mentawai, Sumatera Barat (2017-2018)
  2. Earthquake Aerial Risk Assessment di Lembang, Jawa Barat (2018-2019)
  3. Tsunami Aerial Risk Assessment di sepanjang pantai Selatan Pulau Jawa (2019)
  4. Earthquake Aerial Risk Assessment di Bandaneira, Maluku (2019)

Kegiatan Aerial Damage Assessment yang telah kami lakukan antara lain:

  1. Earthquake Aerial Damage Assessment di Lombok, NTB (2018)
  2. Earthquake Aerial Damage Assessment di Halmahera Selatan, Maluku Utara (2019)
  3. Earthquake Aerial Damage Assessment di Ambon, Maluku (2019)
  4. Flash Flood Aerial Damage Assessment di Sukabumi, Jawa Barat (2020)
  5. Landslide Aerial Damage Assessment di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (2021)
  6. Flood Aerial Damage Assessment di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan (2021)
  7. Earthquake Aerial Damage Assessment di Mamuju, Sulawesi Barat (2021)

Bagaimana program dijalankan?

Secara lengkap, solusi yang ditawarkan Sky Volunteer adalah sebagai berikut

  1. Data Acquisition

    Proses pengumpulan data yang terdiri dari:

    • Data foto dan video
    • Data foto udara untuk kebutuhan peta
    • Data hasil wawancara dengan berbagai pihak (apparat, relawan, penyintas)
    • Data mentah dampak bencana
    • Data proses penanganan bencana
  2. Data Processing
    Proses pengolahan data-data tersebut menjadi:
    • Peta risiko dan daerah terdampak
    • Peta kerusakan
    • Model 3 dimensi longsor Cimanggung
    • Arsip tertulis (Buku Arsip Longsor Cimanggung)
    • Arsip audiovisual (Film dokumenter)
  3. Data Analysis
    Analisis data berdasarkan peta dan model yang telah diproses
  4. Data Visualization
    Proses visualisasi data agar lebih menarik
  5. Data Dissemination
    Proses penyampaian data kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan masyarakat
  6. Data Advocacy
    Proses penyampaian rekomendasi atas kebijakan-kebijakan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk menindaklanjuti hasil analisis data dan informasi yang disajikan.