KUNJUNGAN KOORDINASI MK PPM DAN KOORDINATOR KADER DPPM SSR SYNERSIA KE KLINIK & RUMAH SAKIT SWASTA KOTA BEKASI

Gambar 1. Kunjungan MK PPM dan TO PPM Kota Bekasi Ke Klinik Swasta

Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global. Pola pencarian pengobatan TB pada masyarakat di Indonesia adalah jika memiliki gejala batuk lebih dari dua minggu (gejala TB). Namun, perilaku masyarakat yang cenderung mengobati diri sendiri ini berkontribusi pada rendahnya penemuan kasus TB karena tidak terdiagnosis dan terlaporkan, bahkan dapat terjadi salah pengobatan yang dapat menyebabkan resistansi obat. Tingginya kasus yang hilang (LTFU) terutama di fasyankes swasta memerlukan penguatan jejaring antara fasyankes layanan TB pemerintah dan swasta di wilayah Kota Bekasi. Jejaring ini diperkenalkan oleh WHO dengan nama Public-Private Mix (PPM). PPM menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan penemuan kasus dan kualitas di layanan dengan melibatkan fasilitas pelayanan kesehatan baik tingkat primer-sekunder dan pemerintah-swasta. Dengan pendekatan PPM, maka seluruh pemangku kepentingan dalam pengendalian TB dapat terlibat aktif. Dampak positif yang lain adalah penemuan pasien TB dan hasil pengobatan dapat dioptimalkan melalui jejaring layanan yang melibatkan berbagai komponen dalam pengendalian TB. Di Indonesia PPM dilakukan berbasis kabupaten/kota (district) atau disingkat DPPM (District- based Public Private Mix) di bawah koordinasi dinsas kesehatan kabupaten/kota (DKK).

Berdasarkan hal tersebut, SSR Synersia melalui Koordinator DPPM diwakili oleh Emanuel Brahmantio, MK Kota Bekasi diwakili Zuhriansyah Tanjung, serta TO PPM Kota Bekasi melakukan kunjungan koordinasi ke beberapa klinik swasta dan rumah sakit di Kota Bekasi. Kunjungan ini dilakukan sebagai langkah awal membangun kemitraan SSR komunitas dengan klinik dan rumah sakit swasta sebagai upaya dukungan eliminasi TBC 2030 di Kota Bekasi. Beberapa tujuan kegiatan kunjungan ini antara lain, untuk mengkoordinasikan alur penemuan/penjangkauan terduga/suspek Tuberkulosis di RS Swasta atau klinik swasta; berkoordinasi terkait data indeks kasus (LTFU) dari RS Swasta/Klinik; merujuk pasien TB ke fasilitas Kesehatan; dan koordinasi antara MK PPM Provinsi Jawa Barat, Kokad PPM Kota Bekasi, MK PPM Kota Bekasi serta Dinkes dan TO PPM Kota Bekasi dalam menyusun langkah penemuan pasien LTFU di Kota Bekasi.

Gambar 2. Kunjungan Koordinator Kader DPPM Ke Klinik Swasta Kota Bekasi

Adapun penguatan jejaring layanan TB (DPPM) ini dilakasanakan mulai di bulan Februari 2022 dan sampai saat ini. Kunjungan telah dilakukan ke Klinik Kimia Farma Pejuang, Klinik Cahaya Asypa, Klinik Guci Medika & Imani Medika, Klinik Ammuna, Klinik Mitrasana THB, Klinik Alita, Klinik Asmi Sahad, Klinik Citra Sehat, Klinik Kesuma Medika, Klinik Pratama, Klinik Djanti Medika, Klinik Maryamah, dan beberapa RS Swasta Bekasi.